Ia duduk di karang-karang pinggir pantai
Wajahnya jelas sekali memburatkan sedih
Tatapanya kosong
matanya basah, memerah sayu
Tangannya sembari meremas-remas kertas
lalu dirobeknya hingga tidak utuh lagi, entah apa
Sesekali ia berteriak kearah laut
Memanggil-manggil nama yang, barangkali,
Sangat dicintainya atau justru dibencinya
Aku tidak berani menebak-nebak mengapa
Perempuan didepanku terlihat sangat patah hatinya
Aku ingin sesekali menanyainya, tapi unutk apa?
Mungkin ia butuh waktu sendiri