KEMATIAN DAN SENI MATI SELAGI HIDUP

Kategori: Catatan/Motivasi

Merk: Oase Pustaka

Rp. 65.000

Hanya Tersisa: 10 lagi Tersedia Tersedia

Order Via Whatsapp

Apakah Anda siap untuk mati?  - Menurut Anda, apa yang terjadi setelah Anda mati?  - Bagaimana mempersiapkan diri Anda menghadapi kematian?

Itulah pertanyaan-pertanyaan umum namun tabu yang menghantui kita dalam hidup.

“Tidak ada makhluk hidup di bumi yang dapat menghindari kematian karena kematian adalah fakta yang tidak dapat dihindari yang harus kita hadapi”, kata semua ilmuwan, para teolog, dan filsuf. Namun, satu kebenaran yang terabaikan adalah bahwa tidak satu pun dari mereka yang pernah

mengalami kematian secara pribadi sebelum kematian mereka yang sebenarnya. Oleh karena itu, buku ini menawarkan wawasan tentang praktik ilmiah -  Mati Selagi Hidup, di mana seseorang dapat hidup dan melihat sendiri Misteri Kehidupan.

Kematian pada dasarnya adalah keluarnya jiwa atau roh dari tubuh. Meskipun proses ini tidak

diragukan lagi menyakitkan, penderitaannya berkurang ketika jiwa sepenuhnya meninggalkan bentuk fisiknya. Saat melintasi Gerbang Kematian, individu tidak memiliki pengalaman langsung tentang dunia di luar cakrawala, sebuah bidang yang oleh para teolog disebut Eskatologi. Para teolog

memberikan jawaban berdasarkan keyakinan mereka, yang hanya sedikit orang yang berani

mempertanyakannya. Bagaimanapun, pernyataan Santo Paulus, “Aku mati setiap hari,” dan

pandangannya tentang kematian sebagai musuh terakhir yang harus ditaklukkan, sejalan dengan tema utama buku ini: “Mati setiap hari – Seni Mati Selagi Hidup”

Para Suci sepanjang sejarah telah dengan jelas mengartikulasikan pentingnya persiapan secara  rohaniah untuk menghadapi kematian, namun kita sering mengabaikannya, Sibuk mengejar dunia yang tidak pasti – sambil melupakan KEMATIAN yang pasti.

Praktik ini dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang usia, jenis kelamin, agama,

kebangsaan, ras, status sosial, atau latar belakang pendidikan. Selama seseorang memiliki tubuh dan jiwa, mereka dapat belajar memisahkan kedua elemen ini sesuka hati.

“Dunia di balik cakrawala” menanti penjelajahan kita. Kita hanya perlu “membuka mata rohani kita – waktu panen sudah siap.” Untuk menemukan alam diatas dunia ini, kita harus secara aktif mencarinya selagi masih hidup di dunia ini.

Sembilan artikel yang ditulis oleh para praktisi Seni Mati Selagi Hidup membuat buku ini berbeda dengan buku-buku lain yang membahas tentang kematian. Perpaduan dari teori ilmu pengetahuan rohani kuno dan metode pelatihan yang dipelajari langsung oleh para praktisi ini memberikan wawasan yang unik tentang dunia setelah kematian. Pengalaman langsung mereka tentang kematian selagi masih hidup menawarkan informasi berharga yang melebihi hanya sekedar kepercayaan dan kabar angin.