Membaca buku Kumpulan puisi 2.0 ini menjadi satu hal yang menarik dan mengesankan. Bukan saja tentang penulisnya yang sering menyebutkan dirinya golongan “Pang” alias Kelompok Pangsiunan usia rerata 60 tahun tetapi masih sangat aktif dalam dunia kepenulisan. Saya bersyukur mendapat kehormatan untuk menulis pengantar bukunya dan catatan khusus Kumpulan puisi 2.0 atau disebut P.2.0 ini untuk keduakalinya.
Buku ke 1 berjudul “ Pesona Cakarawala
Aksara,” (2023) dan buku ke 2 “ Pesona Aksara Digdaya
: Seikat Puisi P.2.0.” (2024) yang berisi 157 puisi.
Sesungguhnya ada hal lain yang menarik kecermatan
menangkap ide secara cepat dan mengemasnya dalam
puisi 2.0.
Buku ini terdiri dari 157 puisi dengan berbagai
tema yang berkisah kehidupan sosial, religi, keindahan
alam, kuliner, juga hasil olah rasa dan karsa. Beragam
benda dan objek, kisah dan kesan semua dituliskan
dengan bahasa yang indah dan simple. Ditulis dalam
iv
bentuk puisi yang “mungil” karena tidak lebih dari 20
kata sesuai ciri dari fisik puisi 2.0. Ciri ini sesuai dengan
perkembangan zaman yang menghendaki serba cepat
dan instant. Kecepatan mendapat informasi diwujudkan
dalam puisi yang “mini” tetapi tetap memperhatikan sisi
keindahan yang diramu dari diksi, irama, rima, tema dan
suasana.