Aaaaah…, terkutuklah ketika kamu diciptakan!
Kenapa harus ada kamu? Lihatlah, kini! Sebab ada kamu, aku harus susah-susah
memberi ruang kepada segala keberadaamu. Dan lihatlah, betapa aku kini menjadi
sangat bergantung kepadamu! Seperti mengeja sunyi, seperti mengeja kabut, tak
pernah selesai, tak pernah ketemu. Seluruh ruang dan waktuku, aku memburu.
Bosan memburu, aku menunggu. Kini, sama saja. Memburu atau menunggu, tak pernah
ketemu. Tak pernah kamu bicara. Kamu tetap saja diam seperti kabut. Tak pernah
mau bicara.