Dari masa kecil hingga dewasa, perjalanan hidup
Sufyan Hariri telah tercermin dalam dedikasi yang luar
biasa untuk membangun pondok pesantren ini, tempat
yang menjadi tempat belajar agama dan pendidikan moral
bagi banyak santri. Pondok Pesantren Darul Hasan
Cipondoh Tanggerang maupun Pondok Pesantren Darul
Hasan Pandeglang seperti yang kita kenal, bukan hanya
sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga wadah untuk
menumbuhkan iman dan karakter yang kuat, sebuah
warisan yang tak ternilai dari beliau.
Semua yang beliau lakukan, baik dalam
membangun pondok ini maupun membimbing para santri,
adalah bentuk amal saleh yang akan menjadi bekalnya di
akhirat kelak. Setiap tindakan dan pengorbanan yang ia
lakukan adalah cerminan dari keyakinannya bahwa hidup
di dunia hanyalah sementara, sedangkan kehidupan yang
abadi adalah di akhirat. Oleh karena itu, segala amal
perbuatannya selalu diarahkan untuk mencari keridhaan
Allah dan inilah yang menjadi teladan bagi kita semua.
Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung
jawab besar untuk melanjutkan misi dan visi yang telah
Abah rintis yaitu K.H. Tadjuddin Hasan. Ini bukanlah tugas
yang ringan, tetapi dengan niat yang ikhlas dan
55 tahun Sufyan Hariri
Drs. KH. Sufyan Hariri, M.Pd. vii
ketekunan, kita dapat melanjutkan perjuangan ini. Misi ini
tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik pesantren,
tetapi juga pada pembinaan akhlak, pendidikan agama,
dan bimbingan moral bagi para santri, serta bagi
masyarakat di sekitar kita. Apa yang telah Abah tanamkan
dalam diri kita adalah sebuah nilai yang harus terus dijaga
dan dikembangkan.
Kunci utama dalam menjalani kehidupan ini adalah
rasa syukur. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an,
"Jika kalian bersyukur, Aku akan menambah nikmat
kepadamu, tetapi jika kalian kufur, sesungguhnya azabKu sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7). Rasa syukur bukan
hanya tentang mengucapkan terima kasih, tetapi juga
tentang bagaimana kita memaknai setiap nikmat yang
Allah berikan dalam hidup ini, baik itu besar maupun kecil.
Rasa syukur harus tercermin dalam sikap kita sehari-hari
dalam ibadah, dalam perbuatan, dan dalam interaksi kita
dengan sesama manusia.
Selain bersyukur, zikir juga merupakan amalan
yang sangat penting. Dengan memperbanyak zikir, kita
tidak hanya mengingat Allah, tetapi juga membersihkan
hati kita dari segala dosa dan kesalahan. Zikir seperti
"Astaghfirullah hal adzim" adalah pengingat bahwa
Ikhlas Berbuah Keberkahan viii
sebagai manusia, kita tidak luput dari kesalahan. Dosa
adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh manusia,
tetapi Allah, dengan segala kasih sayang-Nya, selalu
membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya yang mau
kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus.
Manusia yang lurus adalah mereka yang selalu
berusaha untuk memperbaiki diri. Mereka adalah orangorang yang sadar bahwa hidup di dunia ini penuh dengan
ujian dan godaan, namun mereka selalu berpegang teguh
pada jalan yang benar, jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Menjadi manusia yang lurus bukan berarti kita sempurna,
tetapi berarti kita selalu berusaha untuk kembali kepada
Allah setelah setiap kesalahan, selalu mencari keridhaanNya dalam setiap langkah, dan menjadikan surga sebagai
tujuan akhir hidup kita.
Kehidupan di dunia ini memang singkat dan penuh
dengan ujian. Namun, Abah telah mengajarkan kita untuk
melihat segala sesuatu dengan perspektif akhirat. Setiap
tindakan yang kita lakukan, setiap keputusan yang kita
ambil, harus selalu dipertimbangkan dengan
mempertimbangkan konsekuensinya di akhirat.
Produk Terkait
Masa Remaja Semanis Madu Sesegar Es Degan
Rp. 47.000
Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Pacitan
Rp. 41.000
Penghuni Negeri Akhirat
Rp. 61.000