Buku ini lahir dari kegelisahan sekaligus rasa ingin tahu yang mendalam terhadap realitas sosial keagamaan yang kini semakin beragam dan kompleks. Dalam perjalanan panjang mengamati kehidupan masyarakat, terutama di tengah derasnya arus globalisasi, urbanisasi, dan modernisasi, penulis menemukan bahwa praktik keberagamaan tak lagi bisa dipandang sebagai sesuatu yang tunggal atau seragam. Bahkan dalam satu bangsa yang menganut agama yang sama, ekspresi keberagamaan bisa sangat berbeda, tergantung di mana seseorang tinggal dan bagaimana ia hidup di lingkungan sosialnya.
Perbedaan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan bukan sekadar tentang letak geografis, tetapi juga mencerminkan perbedaan dalam cara hidup, cara berpikir, serta cara memahami dan menjalankan ajaran agama. Di kota, keberagamaan sering kali bersinggungan dengan modernitas, mobilitas sosial, dan individualitas. Sementara di desa, keberagamaan lebih dekat dengan tradisi, komunalitas, dan ketundukan terhadap nilai-nilai kolektif. Buku ini tidak bermaksud untuk membandingkan secara dikotomis atau menghakimi mana yang lebih baik. Justru sebaliknya, penulis ingin mengajak pembaca untuk memahami bahwa setiap bentuk keberagamaan memiliki konteks dan alasan historis, sosial, serta budaya yang membentuknya. Melalui pendekatan yang bersifat deskriptif-analitis, penulis berusaha menangkap nuansa-nuansa kecil dalam praktik keagamaan yang sering luput dari perhatian kita.
