Pemerintah gencar melakukan revitalisasi pendidikan vokasi guna meningkatkan daya saing bangsa seiring terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 09 Tahun 2016. Pendidikan vokasi adalah pendidikan yang fokus mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja sesuai dengan kompetensi keahliannya, yang nantinya diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualitas lulusan peserta didik dalam dunia kerja.
Langkah penerapan pendidikan vokasi di sekolah dengan dilakukannya pengembangan kewirausahaan. Realitasnya bahwa semangat dan jiwa wirausaha tidak hanya dimiliki oleh pengusaha tetapi juga semua orang termasuk peserta didik agar dapat bertindak inovatif untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil usahanya. Terkait hal tersebut diperlukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif guna memenuhi tuntutan zaman.
Metode teaching factory, adalah konsep pembelajaran berbasis produksi atau jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di bidang industri. Konsep pembelajaran ini dapat diterapkan pada pendidikan vokasi peserta didik berkebutuhan khusus dengan modifikasi, karena keterbatasan yang mereka miliki sehingga memerlukan banyak latihan yang sesuai dengan dunia kerja sesungguhnya.
Salah satu implementasi dari metode teaching factory adalah JAWARA. Jawara merupakan suatu model pengelolaan pendidikan vokasi dengan membangun jaringan kemitraan, menciptakan wahana atau jurusan yang sesuai minat bakat kemampuan peserta didik, dengan tujuan untuk membuka jalan kemandirian bagi peserta didik untuk bekerja atau berwirausaha.
Pelaksanaan model pendidikan ini diperlukan kemampuan seperti seorang jawara yaitu keberanian dan kepemimpinan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan manajerial kepala sekolah, yaitu proses mencapai hasil dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara produktif. Lantas bagaimana aktivitas pembelajaran model Jawara dilaksanakan serta dampaknya dalam meningkatkan lulusan anak berkebutuhan khusus siap kerja? Simak selengkapnya dalam buku ini. Salam literasi dan selamat membaca.